Pages

Selasa, 19 Oktober 2010

ANALISIS FAKTOR PERSEPSI YANG MEMENGARUHI MINAT KONSUMEN UNTUK BERBELANJA PADA GIANT HYPERMARKET BEKASI


PENDAHULUAN
Pasar modern (ritel) yang berkembang sekarang ini memberikan banyak alternatif  pada konsumen sebagai tempat untuk berbelanja. Alternatif yang begitu banyak menyebabkan pasar modern (ritel) harus memperhatikan berbagai faktor, salah satu diantaranya adalah faktor persepsi konsumen yang memengaruhi perilaku konsumen untuk mengambil keputusan memilih tempat berbelanja yang menurut mereka yang terbaik, dan keputusan yang dibuat oleh konsumen akan menentukan kesuksesan sebuah pasar modern (ritel).


Pengertian Pemasaran
Menurut Kotler  (2000), pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan (Saladin, 2003). Secara umum, pengertian pemasaran adalah kegiatan pemasaran untuk menjalankan bisnis guna memenuhi kebutuhan pasar dengan barang dan atau jasa, menetapkan harga, mendistribusikan, serta mempromosikannya melalui proses pertukaran agar memuaskan konsumen dan mencapai tujuan perusahaan.


Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran. Menurut Kotler
dan Armstrong (2000) pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian
dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara
pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.
Sedangakan manajemen adalah proses perencanaan ( Planing ), pengorganisasian ( Organizing ),
penggerakan ( Actuating ), dan pengawasan ( Controling ) Jadi dapat diartikan bahwa
manajemen pemasaran adalah sebagai analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian
program yang dirancang untuk menciptakan, membangun  dan mempertahankan pertukaran
yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan–tujuan
organisasi.



Perilaku konsumen
Menurut Engel yang disitasi oleh Priyono (2006), perilaku konsumen adalah tindakan yang
langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa,
termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Dari Definisi diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku konsumen menyoroti perilaku baik individu maupun
rumah tangga, perilaku konsumen menyangkut suatu proses pengambilan keputusan sebelum
pembelian sampai dengan mengkonsumsi produk, dan tujuan mempelajari perilaku konsumen
adalah untuk menyusun strategi pemasaran yang berhasil.


Persepsi Konsumen
Persepsi menurut Rakhmat Jalaludin (1998), adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Proses persepsi bukan hanya proses psikologi semata, tetapi diawali dengan proses fisiologis
yang dikenal sebagai sensasi.

Pengertian Ritel
Menurut Christina Whidya Utami (2006), ritel berasal dari bahasa Prancis (ritellier ) yang berarti
memotong atau memecah sesuatu. Usaha ritel atau eceran dapat dipahami sebagai semua
kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir
untuk penggunaan pribadi. Kegiatan yang dilakukan dalam bisnis ritel adalah menjual berbagai
produk, jasa, atau keduanya kepada konsumen untuk keperluan konsumsi pribadi maupun
bersama.

Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Belanja
Keputusan belanja dipengaruhi oleh kepercayaan, sikap dan nilai-nilai pelanggan, serta berbagai
faktor dalam lingkungan sosial pelanggan  (Christina Whidya Utami, 2006).

•  Faktor External
Faktor external yang memengaruhi keputusan belanja antara lain:
a.  Keluarga
Banyak keputusan belanja dibuat untuk produk yang dikonsumsi oleh keluarga  secara
keseluruhan. Ritel harus memahami bagaimana suatu keluarga membuat keputusan belanja dan
bagaimana anggota keluarga lainnya memengaruhi keputusan ini.

b.  Kelompok yang dijadikan acuan
Kelompok yang dijadikan acuan satu atau lebih orang-orang yang digunakan seseorang sebagai
dasar perbandingan untuk kepercayaan, perasaan, dan perilaku.

c.  Budaya
Budaya adalah faktor yang mendasar dalam pembentukan norma-norma yang dimiliki seseorang
yang kemudian membentuk atau mendorong keinginan dan perilakunya menjadi seorang
konsumen. Budaya dalam hal ini meliputi hal-hal yang dapat dipelajari dari keluarga, tetangga,
teman, guru maupun tokoh masyarakat.

•  Faktor Internal
Faktor pribadi atau internal di dalam diri seseorang yang memengaruhi keputusan belanja
Antara Lain :
a.  Aspek pribadi
Seorang pelanggan akan mempunyai perbedaan dengan pelanggan yang lain karena factor
faktor pribadi yang berbeda misalnya, tahapan usia, kondisi keuangan, gaya hidup, kepribadian,
dan konsep diri.
b.  Aspek psikologis
Faktor psikologi yang memengaruhi seseorang dalam tindakan membeli suatu barang atau jasa
didasarkan pada motivasi, persepsi, kepercayaan, dan perilaku serta proses belajar yang dilalui
konsumen.

Proses Belanja Pelanggan
a.  Pengenalan kebutuhan
b.  Pencarian informasi
c.  Evaluasi atas berbagai alternatif
d.  Menentukan pilihan
e.  Transaksi belanja
f.  Evaluasi belanja


METODE PENELITIAN
Data penelitian merupakan data primer. Data dikumpulkan menggunakan instrument penelitian
kuesioner. Kuesioner dikembangkan untuk mengukur faktor persepsi konsumen yang diteliti
terhadap minat konsumen untuk berbelanja. Uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu
digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas kuesioner. Variabel yang diteliti yaitu lokasi,
harga, kelengkapan produk, kualitas produk, pelayanan, kenyamanan berbelanja dan promosi.

PEMBAHASAN

Populasi penelitian adalah pengunjung Giant Hypermarket Bekasi. Penelitian dilakukan terhadap
100 responden. Berikut adalah gambaran umum responden berdasarkan umur, jenis kelamin,
status, pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan.


Uji Validitas dan Reliabilitas
Tabel 2. Uji Validitas


Butir pernyataan   Corrected Item-Total Correlation       Corrected> r-tabel  Keterangan
PA1  0,415  0,415 > 0,244  Valid
PA2  0,858  0,858 > 0,244  Valid
PA3  0,820  0,820 > 0,244  Valid
PA4  0,838  0,838 > 0,244  Valid
PA5  0,839  0,839 > 0,244  Valid
PA6  0,594  0,594 > 0,244  Valid
PB1  0,772  0,772 > 0,244  Valid
PB2  0,831  0,831 > 0,244  Valid
PB3  0,856  0,856 > 0,244  Valid
PC1  0,874  0,874 > 0,244  Valid
PC2  0,835  0,835 > 0,244  Valid
PC3  0,878  0,878 > 0,244  Valid
PD1  0,680  0,680 > 0,244  Valid
PD2  0,667  0,667 > 0,244  Valid
PD3  0,595  0,595 > 0,244  Valid
PE1  0,681  0,681 > 0,244  Valid
PE2  0,884  0,884 > 0,244  Valid
PE3  0,818  0,818 > 0,244  Valid
PE4  0,847  0,847 > 0,244  Valid
PE5  0,926  0,926 > 0,244  Valid
PE6  0,721  0,721 > 0,244  Valid
PE7  0,589  0,589 > 0,244  Valid
PF1  0,849  0,849 > 0,244  Valid
PF2  0,857  0,857 > 0,244  Valid
PF3  0,878  0,878 > 0,244  Valid
PF4  0,843  0,843 > 0,244  Valid
PF5  0,935  0,935 > 0,244  Valid
PG1  -0,172  -0.172 < 0,244  Tidak Valid
PG2  0,742  0,742 > 0,244  Valid
PG3  0,818  0,818 > 0,244  Valid
PG4  0,898  0,898 > 0,244  Valid
PG5  0,001  0,001 < 0,244  Tidak Valid
PG6  0,515  0,515 > 0,244  Valid
PH1  0,874  0,874 > 0,244  Valid
PH2  0,811  0,811 > 0,244  Valid
PH3  0,888  0,888 > 0,244  Valid
PH4  0,871  0,871 > 0,244  Valid

Dari tabel 2 uji validitas dapat diketahui bahwa dari 37 butir pernyataan untuk semua variable
yang diuji, 35 dinyatakan valid dan 2 variabel yang tidak valid.


Tabel 3. Uji Reliabilitas


Cronbach's Alpha  N of Items
0,97637
Output SPSS tersebut menunjukan table reliability statistic , yang terlihat sebagai Cronbach
Alpha adalah 0,976 > 0,6, reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik apabila Cronbach
Alpha > 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa konstruk pernyataan dari seluruh variable adalah
reliabel.


Analisis Regresi Linear Berganda
Dengan menggunakan program komputer SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4. Hasil ANOVA
Model            Sum Of Squares                  Df        Mean Square          F  Sig.
Regression    227,592 7 32,513 204,065 0,000

Residual        14,658 92 0,159
Total  242,250 99
Dari tabel 4 didapat F hitung sebesar 204,065 dengan tingkat signifikasi 0,000. Karena nilai
signifikansinya < 0,05 maka promosi, harga, kelengkapan produk, lokasi, kenyamanan
berbelanja, kualitas produk dan pelayanan secara bersama– sama berpengaruh terhadap minat
konsumen untuk berbelanja.


Tabel 5. Hasil Regresi Berganda

Unstandardized Coefficients    Standardized Coefficients        t  Sig.
Std. Error                                           Beta
0,144  0,470                          0,306 0,760
0,095  0,042  0,145 2,259 0,026
0,253  0,086  0,198 2,944 0,004
0,348  0,126  0,258 2,769 0,007
0,199  0,054  0,141 3,661 0,000
0,023  0,056  0,042 0,412 0,681
0,064  0,057  0,083 1,114 0,268
0,805  0,077  0,738 10,404 0,000
Berdasarkan tabel tersebut didapat persamaan regresi sebagai berikut.
Y = 0,144 + 0,095X1 + 0,253X2 + 0,348X3 + 0,199X4 + 0,023X5 + 0,064X6 + 0,805X7

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variable lokasi (X1),
kelengkapan produk (X2), kualitas produk (X3), harga (X4), pelayanan (X5), kenyamanan
berbalanja (X6) dan promosi (X7) terhadap minat konsumen untuk berbelanja. Dari tabel 5 hasil
regresi linear berganda, diperoleh hasil bahwa lokasi, kelengkapan produk, kualitas produk,
harga dan promosi secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap minat konsumen
untuk berbelanja, hal ini dapat dilihat pada hasil signifikannya yang lebih kecil dari 0,05.
Sedangkan variabel pelayanan dan kenyamanan berbelanja tidak berpengaruh terhadap minat
konsumen untuk berbelanja, hal ini terlihat dari hasil signifikannya yang lebih besar dari 0,05.

Tabel 6. Persentase Kontribusi Parsial


 
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari ketujuh variabel, ternyata variabel promosi memiliki
persentase kontribusi terbesar terhadap minat konsumen untuk berbelanja yaitu sebesar
39,592%. Artinya adalah bahwa variabel yang paling dominan terhadap minat konsumen untuk
berbelanja adalah promosi.

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa  secara bersama-sama variabel lokasi, kelengkapan
produk, kualitas produk, harga, pelayanan, kenyamanan berbelanja dan promosi berpengaruh
terhadap minat konsumen untuk berbelanja. Variabel lokasi, kelengkapan produk, kualitas
produk, harga dan promosi berpengaruh secara signifikan terhadap minat konsumen untuk
berbelanja, sedangkan variabel pelayanan dan kenyamanan berbelanja tidak berpengaruh
terhadap minat konsumen untuk berbelanja. Sedangkan variabel yang paling dominan terhadap
minat konsumen untuk berbelanja adalah promosi. Tentunya hal ini memberikan implikasi
manajerial yang penting pada pihak manajemen bisnis eceran untuk mengetahui faktor-faktor
apa saja yang dapat memengaruhi minat konsumen untuk berbelanja. Diharapkan bagi peneliti
selanjutnya agar memperbanyak variabel atau menambah jumlah responden agar hasil
penelitian lebih akurat, serta membandingkan dua atau lebih ritel yang diteliti agar
tampak ritel mana yang paling diminati dan dari segi apa konsumen lebih meminati ritel
tersebut. Untuk variabel pelayanan dan kenyaman tempat berbelanja sebaiknya tidak digunakan
untuk melakukan penelitian karena kedua variable tersebut tidak memengaruhi minat
konsumen untuk berbelanja, kecuali jika peneliti ingin membandingkan dua atau lebih objek
penelitian.

READ MORE - ANALISIS FAKTOR PERSEPSI YANG MEMENGARUHI MINAT KONSUMEN UNTUK BERBELANJA PADA GIANT HYPERMARKET BEKASI